QAYYUMNEWS.ID, Pekanbaru– Menanam sayur dan buah-buahan sendiri di era pandemi Covid-19 saat ini sangat mungkin dilakukan.
Dengan meluangkan waktu sedikit agar bisa menanam dan merawat tanaman dengan baik, kita bisa panen dari kebun sendiri.
Bagi yang menyukai buah anggur pun bisa ditanam di pekarangan rumah atau apartemen yang memiliki lahan sempit.
Seperti yang dilakukan Ir. Hardison, M.P. Pria 59 tahun yang tinggal di Jalan Kaharuddin Nasution, Samping SMK Terpadu Pertanian, Marpoyan, Pekanbaru sukses membudidayakan Anggur di pekarangan rumahnya.
Bermodal awal yang kecil. Hardison banyak menuai manfaat dari panen anggur di pekarangan. Pekerjaan utama lulusan Master (S2) ini PNS pada Bappedalitbang Provinsi Riau.
“Kalau luas tak luas hanya memamfaatkan pekarangan. Jadi intinya memamfaatkan sekeliling pagar, dinding rumah dan tempat-tempat yang sulit untuk ditanam dengan tanaman lain. Kalau anggurkan relatif tempatnya bisa lebih disesuaikan,” kata Hardison menjawab Qayyumnews.id, Jum’at (25/2/2022) pagi.
Ditanya tentang bibit anggur? Perencana Ahli Madya di Bapeldalitbang Provinsi Riau ini mengaku, untuk tahap awal pembibitan anggur yang dipanen hari ini kebetulan dibelinya dari bibit jadi.
“Kita belum menghasilkan bibit sendiri. Kedepan kita akan menghasilkan bibit sendiri,” ujar pria asal Kuantang Singingi, Riau tersebut.
Lebih jauh, Hardison menjelaskan proses masa mulai penanaman anggur hingga berbuah diawali dari tanam pindah ke tanah atau kepot sampai berbuah tergantung jenis anggur yang ditanam.
” Kemarin saya punya anggur itu ada yang tiga bulan langsung buag dia. Tapi ada yang 1,5 tahun baru berbuah anggurnya. Jadi kalau mau bagus sekitar 1 tahun lah baru dibuahkan,” ungkap Ayah tiga anak dan 5 cucu itu.
Bercocok tanam buah-buahan anggur ini, menurutnya, kalau mau bagus butuh waktu 1 tahun baru dibuahkan. Karena anggur ini diproses dan membuahkannya tidak berbuah sendiri.
“Tapi ada treatment, ada perlakuan yang harus kita lakukan baru berbuah. Tanaman anggur yang ada di rumah ini tak sama umurnya. Jadi ada yang berbuah, ada yang buahnya sudah bisa panen. Ada buahnya masih mentah dan ada yang baru ditanam,” jelasnya.
Jadi untuk tanaman buah anggur ini tidak serentak. Diakuinya, memang itu triknya. Kalau bisa kata Hardison, setiap orang databg ada buah yang bisa dilihat dan syukur-syukur bisa dicicipi buahnya saat ada yang kemari.
” Bertanam anggur ini merupakan hobby selain mengisi waktu. Yang jelas pertama hobby, basicnya memang pertanian kita anak petani. Jadi memang bertanam itu dari dulu sampai sekarang tidak pernah berhenti,”tuturnya.
Yang kedua, menurutnya karena tinggalnya di kota Pekanbaru dia mengaku jarang ke luar rumah kecuali kalau kerja ke kantor.
” Jadi memang mengisi waktu di rumah. Sayakan mau pensiun juga pada 1 Oktober nanti. Jadi ini adalah untuk mengisi waktu menjelang waktu solat dari azan ke azan,” ucap Hardison didampingi istri tercinta.
Lebih jauh dikatakannya, alasannya bercocok tanam karena bisnis anggur ini sangat menjanjikan karena dari bibit itu kan 2 bisa yang didapat.
“Dimana setiap kita laksanakan pemangkasan atau membuahkan anggur. Kita juga akan mendapatkan sumber bibit anggur ini. Nanti anggurnya berbuah, buahnya bisa di jual, bibitnya kita tanam dan buahnya kita jual. Jadi ada tiga yang kita dapat termasuk hiburan melihat buahnya. Anggur ini luar biasa,” bebernya.
Hardison menyebut, orang- orang atau masyarakat pasti taulah kalau melihat anggur ini. Pasti dibilangnya wow saat panen. Kalau tanaman lain belum tentu berkelas seperti anggur ini.
Ketika ditanya jenis-jenis anggur apa yang ada? Hardison dengan lugas menjawab; yang sedang dipanen dan dicicipi kerabat dan rekan-rekannya yang datang hari ini adalah anggur jenis Everest namanya.
” Anggur itu banyak jenisnya diantaranya ada Kademik, juviter dan Nimel,” jelasnya.
Kemudian yang jenis lokal yang oleh penelitian pertanian Indonesia, terang Hardison, ada jenis prabu bestari, probolinggo super.
“Selain itu ada jenis jesto AG86, Jesto AG60 dan ada beberapa macam jenis anggur di rumah ini,”ungkap dia.
Hardison mengatakan, dalam budidaya anggur lebih mencari varian, terutama yang mudah berbuah dan enak rasa buahnya. Salah satu alasan dirinya menamam anggur adalah karena masih jarang masyarakat yang membudidayakan. Apalagi banyak yang beranggapan anggur hanya cocok di daerah dingin.
“Ternyata saat saya coba tanam, anggur bisa tumbuh di daerah dingin atau panas, walaupun optimalnya di daerah panas. Selain itu anggur bisa dibuat tumbuh model apa saja, teralis, para-para, atau tabulampot. Karena lahan saya cuma rekatif sedang, sangat fleksibel untuk menanam anggur,” pungkasnya. (sri/hel)