QAYYUMNEWS.ID, Jakarta – Kini virus corona varian Omicron kini menjadi musuh bersama, meski gejala yang ditimbulkannya tergolong ringan. Varian terbaru ini diketahui memiliki banyak strain atau mutasi yang jumlahnya melebihi strain dari varian Alpha, Beta, hingga Delta.
Berikut tiga hal mengenai varian Omicron, yang dirinci dalam konferensi pers gugus tugas multi-kementerian Covid-19 Singapura secara virtual, Rabu (5/1/2022), sebagaimana dikutip oleh The Straits Times.
1. Omicron lebih menular daripada varian Delta
Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung mengatakan antara akhir Oktober dan awal November 2021, Singapura memiliki sekitar 3.000 kasus Delta sehari. Jumlah kasus Omicron rupanya tercatat melebihi angka tersebut dalam beberapa kesempatan.
Pada puncaknya, infeksi Delta berlipat ganda setiap enam hingga delapan hari. Di sisi lain, infeksi Omicron dapat berlipat ganda hanya dalam dua hingga tiga hari.
2. Gejala infeksi Omicron tidak separah Delta
Meski lebih menular, gejala infeksi omicron rupanya tidak separah delta, apalagi bagi orang yang sudah menerima vaksinasi dua dosis dan booster. Ong mengatakan ini konsisten dengan data internasional dan apa yang disaksikan Singapura.
Sejauh ini, Singapura memiliki 2.252 kasus Omicron dan, dari jumlah tersebut, tiga membutuhkan suplementasi oksigen, dan ketiganya tidak memerlukan alat oksigen setelah tiga hari dinyatakan terpapar.
Sejauh ini, kata Ong, tak satupun dari kasus Omicron telah dirawat di rumah sakit di unit perawatan intensif (ICU). Jika 2.252 kasus terinfeksi oleh varian Delta, Singapura akan memiliki sekitar 30 orang yang membutuhkan suplementasi oksigen, dirawat di ICU atau meninggal.
Namun, seperti yang terlihat dari pengalaman negara-negara lain seperti Inggris, risiko infeksi parah Omicron yang relatif lebih rendah tetapi jumlah infeksi yang tinggi secara keseluruhan dapat berarti jumlah rawat inap yang jauh lebih tinggi.
3. Vaksin booster bisa hindari risiko infeksi
Melihat poin kedua, vaksin booster atau dosis ketiga ini memainkan peran penting bagi ketahanan tubuh terhadap varian terbaru. Ini dapat memberikan perlindungan substansial terhadap gejala infeksi parah.
Namun direktur pelayanan medis Kementerian Kesehatan Kenneth Mak mengatakan masih ada potensi peningkatan risiko infeksi ulang di antara orang-orang yang sudah divaksin dan sebelumnya telah pulih dari infeksi Covid-19.
Meskipun ada kemanjuran vaksin terhadap varian Omicron dibandingkan dengan Delta, vaksinasi dikatakan tetap memberikan manfaat perlindungan terhadap Omicron.
SUMBER : CNBCINDONESIA.COM